Jumat, 25 Mei 2012
Wajah Kota yang Kelabu
Wajah Kota yang Kelabu
Bangunlah sayang pagi kan datang menjelang
Seruling anak gembala tak bangunkan tidurmu
Tanggalkan seragam merah putihnya
Demi kerasnya hidup ini
Pada padang ilalang dia melukis nasib
Pada gembalaannya, dia tambatkan hidup
Tak peduli, walau esok kian redup
Bersamaan gundulnya ladang ilalang
Yang tergantikan gedung-gedung pencakar langit
Betapa tak peduli akan nasibmu sayang
Yang datang dengan senyum meradang
Bahkan dia dianggap perusak hak-hak mereka
Bayang wajah tanpa penyesalan
menghias wajah si Gembala malang
Kata mereka, kau tak butuh si anak gembala malang
Pangeran berdasi siap temani tidur panjangmu
Pada tumpukan rupiah mereka baringkan dirimu
Hendak ditambat dimana raga ini tuan?
Pada kota yang angkuh atau desa yang meranggas
Deretan mobil plat merah tak mengusik tidur pulasmu sayang
Taburkan butiran kepedihan pada jiwa yang tersemat sesal
Yang tak pernah melambungkan angan
Pada wajah polos gembala malang
Bangunlah sayang…! Sudah lima tahun Engkau tertidur lelap
Dalam rengkuhan para penghianat
Yang setia menikam uang rakyat
Tidak cukupkah waktu yang kau habiskan bersama mereka?
Masih banyak wajah-wajah polos menantikanmu
Membangun mimpi-mimpi mereka yang sempat kandas
Agar sejuta tangis, lekas terganti dengan sejuta senyum
Di wajah kota kelahiran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar