BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis ini tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak, teratur dan rutin. Pada kegiatan pembelajaran menulis, siswa diarahkan untuk mampu berkomunikasi dengan bahasa tulis. Siswa diharapkan mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulis, di antaranya , menulis teks berita, dan menulis laporan, dan menulis surat. Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Fungsinya mencakup lima hal: sarana pemberitahuan, permintaan, buah pikiran, dan gagasan; alat bukti tertulis; alat pengingat; bukti historis; dan pedoman kerja. Mengingat begitu pentingnya keterampilan menulis surat, sehingga siswa perlu dilatih secara optimal pada pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMPN 2 Andoolo kabupaten Konawe Selatan ditemukan masih banyak kendala yang dialami baik oleh guru maupun siswa dalam hal menulis surat. Dari hasil observasi awal yang dilakukan pada 24 orang siswa belum sepenuhnya mencapai ketuntasan klasikal yakni 85%, dan ketuntasan individu yakni 65%. Adapun distribusi nilainya yaitu nilai 70 diperoleh sebanyak 2 orang siswa (8%), nilai 65 diperoleh sebanyak 5 orang siswa (20%), nilai 60 diperoleh sebanyak 3 orang siswa (12%), nilai 55 diperoleh sebanyak 2 orang siswa (8%), nilai 50 diperoleh sebanyak 7 orang siswa (29%), nilai 45 diperoleh sebanyak 1 orang siswa (4%), dan nilai 40 diperoleh sebanyak 4 orang siswa (16%).
Masih rendahnya kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIIIA SMPN 2 Andoolo disebabkan siswa merasa sulit untuk menulis. Banyak siswa yang kurang berminat menulis, terutama menulis surat. Selain itu, pemilihan pendekan pembelajaran juga kurang tepat, siswa tidak diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri dan melakukan observasi secara langsung terhadap suatu objek sebagai sumber pengamatan. Selama ini proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru Bahasa Indonesia di kelas VIIIA SMPN 2 Andoolo adalah model pembelajaran konvensional atau tradisional yaitu model pembelajaran ceramah dengan cara komunikasi satu arah (teaching directed). Model pembelajaran ini yang aktif 90% adalah pengajar atau guru, sedangkan siswa biasanya hanya menfungsikan indera penglihatan dan indera pendengarannya. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru hanya menjelaskan materi, kemudian memberi tugas, setelah itu tidak ada evaluasi di akhir pembelajaran, sehingga siswa tidak mengetahui sampai sejauh mana keberhasilannya dalam belajar.
Dengan demikian perlu adanya alternatif pendekatan dalam pembelajaran keterampilan menulis. Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang sering disingkat CTL merupakan salah satu model pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi Kurikulum 2004. Dalam implementasinya, Kurikulum 2004 tidak semata-mata menjadi tanggung jawab guru, tetapi hal itu merupakan tanggung jawab bersama antara kepala sekolah, pengawas sekolah, bahkan komite sekolah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mengharapkan siswa dapat berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan secara lancar dan akurat sesuai dengan konteks sosialnya. Bahasa terjadi dan hidup dalam konteks yang dapat berupa apa saja yang mempengaruhi, menentukan, dan terkait dengan pilihan-pilihan bahasa seseorang ketika menciptakan dan menafsirkan teks.
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep dasar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Johson merumuskan pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai berikut: sistem CTL merupakan suatu prosedur pendidikan yang bertujuan untuk membentuk siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya. Menurut Nurhadi (dalam Nurmawati: 2007: 12) mengatakan model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) terdiri dari tujuh komponen, yaitu sebagai berikut: konstruktivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). Contextual
Teaching and Learning) dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut.
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
Ciptakan masyarakat belajar.
Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Dengan menggunakan metode contextual Teaching and Learning kemampuan siswa menulis surat dapat meningkat. Karena pada pelajaran menulis surat, siswa dituntut bukan hanya paham mengenai materi menulis surat, tapi siswa juga harus mampu/mahir dalam hal menulis surat. Oleh karena itu, guru dan peneliti akan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning untuk meningkatkan kemampuan menulis surat siswa kels VIIIA SMPN 2 Andoolo.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dicari penyelesaiannya dalam penelitian ini yaitu Apakah melalui metode Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIII A SMPN 2 Andoolo?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIII A SMPN 2 Andoolo melalui metode Contextual Teaching and Learning (CTL).
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang akan dilakukan mempunyai manfaat bagi siswa, guru dan sekolah. Manfaat pada masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.41 Manfaat bagi Siswa
Manfaat bagi siswa di antaranya upaya membangkitkan gairah siswa agar mau, gemar, dan akhirnya memiliki keterampilan menulis surat, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat dinas.
Masalah yang akan dicari penyelesaiannya dalam penelitian ini yaitu Apakah melalui metode Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIII A SMPN 2 Andoolo?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIII A SMPN 2 Andoolo melalui metode Contextual Teaching and Learning (CTL).
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang akan dilakukan mempunyai manfaat bagi siswa, guru dan sekolah. Manfaat pada masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.41 Manfaat bagi Siswa
Manfaat bagi siswa di antaranya upaya membangkitkan gairah siswa agar mau, gemar, dan akhirnya memiliki keterampilan menulis surat, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat dinas.
1.4.2 Manfaat bagi Guru
Manfaat bagi guru di antaranya upaya memperbaharui cara pembelajaran menulis surat, upaya membimbing siswa agar berpikir logis dan sistematis, upaya memotifasi siswa dalam keterampilan menulis surat dinas dan upaya meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia.
1.4.3 Manfaat bagi Sekolah
Manfaat bagi sekolah diantaranya dapat meningkatkan mutu, isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, menumbuhkan budaya ilmiah di lingkungan sekolah untuk proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan, dan memberikan nilai tambah (value added) yang positif bagi sekolah.
1.5 Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini, perlu dikemukakan istilah – istilah dalam penelitian ini. Istilah – istilah yang digunakan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
Menulis surat dinas merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya yang dituangkan di dalam surat yang ditulis oleh seseorang/lembaga dan ditujukan kepada orang lain/ lembaga tertentu yang dilakukan oleh siswa kelas VIII A SMPN 2 Andoolo.
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Metode ini yang akan digunakan oleh peneliti untuk meningkatkan kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIIIA SMPN 2 Andoolo.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Keterampilan Menulis
Menulis merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Namun Para ahli mendefinisikan keterampilan menulis dengan beragam. Berikut ini akan dipaparkan tentang definisi menulis menurut para ahli tersebut. menurut Lado (dalam Tarigan, 2000: 21) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Menulis merupakan kegiatan penuangan ide dan gagasan seseorang ke dalam media tulisan Muliati (2009: 7.1). Dengan kata lain, menulis merupakan suatu cara untuk menyampaikan gagasan atau ide kita kepada orang lain agar orang lain dapat memahaminya. Sementara menurut D`Angelo (dalam Tarigan, 2000: 22) menulis merupakan suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang mengusung berbagai tujuan dan keperluan dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis maupun orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.
2.1.1 Manfaat Menulis
Banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan menulis. Menurut Akhadiah, dkk, (dalam Suriamiharja, dkk., 1996 : 4) bahwa ada delapan manfaat menulis, yaitu :
menulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya. Dengan menulis, penulis dapat mengetahui sampai dimana pengetahuanya tentang suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu, penulis harus berpikir menggali pengetahuan dan pengalamanya.
penulis dapat berlatih dan mengembangkan berbagai gagasan. Dengan menulis, penulis harus bernalar, menghubungkan, dan membanding – bandingkan fakta sebagai gagasan.
penulis lebih banyak menyerap, mencari, dan menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Kegiatan ini dapat memperluas wawasan penulis secara teoritis mengenai fakta – fakta yang berhubungan.
penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, penulis dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar.
penulis akan dapat meninjau dan menilai gagasan sendiri secara lebih objektif.
Dengan menulis sesuatu diatas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yakni dengan menganalisisnya secara tersurat dan konteks yang lebih kongkret.
Dengan menulis, penulis akan terdorong untuk terus belajar secara aktif. Penulis akan menjadi pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.
Dengan kegiatan menulis yang terencanakan membiasakan penulis berfikir, berbahasa secra tertib, dan teratur.
2.2 Surat
Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Fungsinya mencakup lima hal: sarana pemberitahuan, permintaan, buah pikiran, dan gagasan; alat bukti tertulis; alat pengingat; bukti historis; dan pedoman kerja. Pada umumnya, dibutuhkan perangko dan amplop sebagai alat ganti bayar jasa pengiriman. Semakin jauh tujuan pengiriman surat maka nilai yang tercantum di perangko harus semakin besar juga.
2.2.1 Klasifikasi Surat
Berdasarkan sifatnya, dikenal surat keluarga/pribadi, surat resmi/dinas/jabatan, dan surat niaga/dagang.
1. Surat Pribadi
Surat pribadi adalah surat yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi. Isi surat berhubungan dengan urusan pribadi. Contohnya surat seorang anak kepada orang tuanya atau surat kepada teman.
Ciri-ciri surat pribadi seperti berikut.
a.Tidak menggunakan kop surat/kepala surat.
b. Tidak menggunakan nomor surat
c. Salam pembuka dan penutup surat bervariasi
d. Penggunaan bahasa bebas, sesuai dengan keinginan si penulis surat.
e. Format surat bebas
2. Surat Resmi
Surat resmi ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan yang bersifat resmi, baik yang ditulis dari perseorangan, instansi, lembaga, maupun organisasi. Contohnya: surat undangan, surat pemberitahuan, dan surat edaran.
Ciri-ciri surat resmi, seperti berikut.
Menggunakan kepala surat jika yang mengeluarkannya adalah lembaga atau organisasi
Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal.
Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim atau resmi, seperti: Assalamualikum, dengan hormat, hormat kami .
Menggunakan bahasa dengan ragam resmi atau baku .
Menggunakan cap/stempel jika berasal dari sebuah organisasi atau lembaga resmi.
Penulisan surat mengikuti format surat tertentu (tidak bebas)
3. Surat Dinas
Surat dinas ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan pekerjaan, tugas dari kantor, atau kegiatan dinas. Surat ini berasal dari instansi atau lembaga baik swasta maupun negeri. Contoh: surat tugas, surat perintah, memorandum, dan surat keputusan. Surat dinas yang berifat perseorangan ialah surat lamaran pekerjaan, surat permohonan izin, dan surat permohonan cuti.
Ciri-ciri surat dinas, seperti berikut.
Menggunakan kop/kepala surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan.
Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku atau resmi, seperti : dengan hormat, hormat kami.
Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi .
Menggunakan cap/stempel instansi atau kantor pembuat surat .
Format surat tertentu. Jika berasal dari instansi pemerintahan lazimnya menggunakan format surat resmi Indonesia baru atau format setengah lurus versi b.
2.3 Motode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
Dalam proses pembelajaran, siswa dilatih membangun sendiri pengetahuan mereka dalam keterlibatan aktif dalam proses belajar-mengajar. Pada pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia, terdapat tujuh komponen CTL yang diterapkan dalam proses belajar-mengajar, yaitu: (1) konstruktivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). Ke tujuh komponen tersebut dapat diuraiakan sebagai berikut.
1. Mengonstruksi atau Membangun Pengetahuan Sendiri (Constructivisme)
Kemampuan siswa untuk mengonstruk sendiri pengetahuan dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis, dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari proses menemukan sendiri: siswa mencermati dengan seksama materi menulis surat.
Siswa mengonstruksi pengetahuan yang dimilikinya, seperti pengetahuan menulis surat.
Pengetahuan menulis surat menjadi bekal pengetahuan dan keterampilan siswa untuk memahami keterampilan menulis berbagai jenis surat.
Dalam pembelajaran terdapat kegiatan menemukan: kegiatan menemukan dan menentukan perihal penulisan surat dan menemukan data-data hasil pengamatan.
2. Menemukan Pengetahuan Sendiri (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, melainkan hasil dari menemukan sendiri. Kemampuan siswa untuk menemukan pengetahuan sendiri dalam pembelajaran menulis berbasis pendekatan kontekstual dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Siswa mengamati objek: kegiatan mengamati objek yang menarik di lingkungan sekolah, yaitu mencari dan mengumpulkan data hasil pengamatan.
Siswa berani mengajukan pendapat tentang materi pembelajaran menulis surat.
Kegiatan pembelajaran dipusatkan pada siswa.
Pemberian tugas untuk menyusun sistematika surat dan menulis surat secara individu.
3. Bertanya (Questioning)
Dalam pembelajaran menulis di kelas, guru mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi, merangsang siswa berpikir, mengevaluasi pembelajaran, memperjelas gagasan, dan meyakinkan apa yang diketahui siswa. Aspek positif kegiatan bertanya yang terjadi di dalam kelas sebagai berikut.
Siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapat mengenai kerangka surat dan materi yang diberikan.
Untuk menyelesaikan masalah, siswa bertanya kepada siswa yang lain selain guru.
Siswa bertanya tentang bagaimana cara mempelajari sesuatu daripada bertanya yang hanya meminta informasi.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Penerapan masyarakat belajar atau belajar berkelompok dalam pembelajaran menulis telah memberikan kontribusi pada proses pembelajaran. Dalam masyarakat belajar, kegiatan masyarakat belajar ditandai dengan kegiatan seperti berikut.
Siswa terlibat aktif belajar bersama, berbagi informasi dan pengalaman, saling merespons, dan saling berkomunikasi sesama teman untuk mengemukakan pendapatnya. Hal ini tampak pada saat presentasi pengumpulan data hasil pengamatan di lingkungan sekolah.
Pembagian kelompok secara heterogen memberikan pengaruh positif, terutama sharing keilmuan atau pengetahuan di antara siswa.
Siswa belajar berkelompok untuk mendiskusikan materi yang diberikan, seperti menemukan perihal penulisan surat, melakukan observasi, dan menyusun kerangka surat untuk meningkatkan keterampilan menulis.
5. Memodelkan atau Melakukan Observasi (Modeling)
Kegiatan pemodelan sangat mendukung dalam kegiatan pembelajaran. Realisasi kegiatan ini berupa hal-hal sebagai berikut.
Pemodelan dilakukan sesama siswa (siswa yang mempunyai kemampuan kebahasaan).
Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Siswa giat, serius, dan antusias dalam memperloleh data seoptimal mungkin melalui kegiatan pengamatan.
Siswa lain mencontoh teman atau kelompok yang melakukan pengamatan secara mendalam.
Guru memberikan contoh menulis surat melalui hasil pengamatan dengan menggunakan bahasa Indonesia baku.
Siswa meniru penggunaan bahasa Indonesia baku dalam menulis surat resmi dan surat dinas.
6. Merefleksi Materi Pembelajaran (Reflection)
Merefleksi kegiatan pembelajaran dengan jalan memberikan respons terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang diterima merupakan bagian penting dalam pembelajaran kontekstual. Aspek merefleksi materi dalam pembelajaran menulis surat, sebagai berikut.
Siswa memberikan respons terhadap pembelajaran yang dihubungkan dengan pengalaman nyata siswa itu sendiri, terutama pengetahuan yang mengendap dalam diri siswa sebagai struktur pengetahuan baru.
Siswa mampu merefleksi dan memberikan respons terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung dan pada akhir pembelajaran.
Sebagian refleksi muncul dari siswa.
7. Keautentikan Penilaian (Authentic Asssessment)
Penilaian pembelajaran menulis tidak hanya terpaku pada penilaian dalam bentuk tes saja, namun penilaian nyata dilakukan juga pada saat proses pembelajaran berlangsung. Aspek penilaian ini, sebagai berikut.
Pada proses pembelajaran siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
guru selama pembelajaran.
Selama proses pembelajaran siswa aktif dalam proses pembelajaran.
Siswa mampu melakukan penilaian terhadap laporan hasil pengamatan temannya.
2.3.1 Langkah-langkah Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut.
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
Ciptakan masyarakat belajar.
Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
Kemampuan siswa untuk mengonstruk sendiri pengetahuan dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis, dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari proses menemukan sendiri: siswa mencermati dengan seksama materi menulis surat.
Siswa mengonstruksi pengetahuan yang dimilikinya, seperti pengetahuan menulis surat.
Pengetahuan menulis surat menjadi bekal pengetahuan dan keterampilan siswa untuk memahami keterampilan menulis berbagai jenis surat.
Dalam pembelajaran terdapat kegiatan menemukan: kegiatan menemukan dan menentukan perihal penulisan surat dan menemukan data-data hasil pengamatan.
2. Menemukan Pengetahuan Sendiri (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, melainkan hasil dari menemukan sendiri. Kemampuan siswa untuk menemukan pengetahuan sendiri dalam pembelajaran menulis berbasis pendekatan kontekstual dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Siswa mengamati objek: kegiatan mengamati objek yang menarik di lingkungan sekolah, yaitu mencari dan mengumpulkan data hasil pengamatan.
Siswa berani mengajukan pendapat tentang materi pembelajaran menulis surat.
Kegiatan pembelajaran dipusatkan pada siswa.
Pemberian tugas untuk menyusun sistematika surat dan menulis surat secara individu.
3. Bertanya (Questioning)
Dalam pembelajaran menulis di kelas, guru mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi, merangsang siswa berpikir, mengevaluasi pembelajaran, memperjelas gagasan, dan meyakinkan apa yang diketahui siswa. Aspek positif kegiatan bertanya yang terjadi di dalam kelas sebagai berikut.
Siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapat mengenai kerangka surat dan materi yang diberikan.
Untuk menyelesaikan masalah, siswa bertanya kepada siswa yang lain selain guru.
Siswa bertanya tentang bagaimana cara mempelajari sesuatu daripada bertanya yang hanya meminta informasi.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Penerapan masyarakat belajar atau belajar berkelompok dalam pembelajaran menulis telah memberikan kontribusi pada proses pembelajaran. Dalam masyarakat belajar, kegiatan masyarakat belajar ditandai dengan kegiatan seperti berikut.
Siswa terlibat aktif belajar bersama, berbagi informasi dan pengalaman, saling merespons, dan saling berkomunikasi sesama teman untuk mengemukakan pendapatnya. Hal ini tampak pada saat presentasi pengumpulan data hasil pengamatan di lingkungan sekolah.
Pembagian kelompok secara heterogen memberikan pengaruh positif, terutama sharing keilmuan atau pengetahuan di antara siswa.
Siswa belajar berkelompok untuk mendiskusikan materi yang diberikan, seperti menemukan perihal penulisan surat, melakukan observasi, dan menyusun kerangka surat untuk meningkatkan keterampilan menulis.
5. Memodelkan atau Melakukan Observasi (Modeling)
Kegiatan pemodelan sangat mendukung dalam kegiatan pembelajaran. Realisasi kegiatan ini berupa hal-hal sebagai berikut.
Pemodelan dilakukan sesama siswa (siswa yang mempunyai kemampuan kebahasaan).
Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Siswa giat, serius, dan antusias dalam memperloleh data seoptimal mungkin melalui kegiatan pengamatan.
Siswa lain mencontoh teman atau kelompok yang melakukan pengamatan secara mendalam.
Guru memberikan contoh menulis surat melalui hasil pengamatan dengan menggunakan bahasa Indonesia baku.
Siswa meniru penggunaan bahasa Indonesia baku dalam menulis surat resmi dan surat dinas.
6. Merefleksi Materi Pembelajaran (Reflection)
Merefleksi kegiatan pembelajaran dengan jalan memberikan respons terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang diterima merupakan bagian penting dalam pembelajaran kontekstual. Aspek merefleksi materi dalam pembelajaran menulis surat, sebagai berikut.
Siswa memberikan respons terhadap pembelajaran yang dihubungkan dengan pengalaman nyata siswa itu sendiri, terutama pengetahuan yang mengendap dalam diri siswa sebagai struktur pengetahuan baru.
Siswa mampu merefleksi dan memberikan respons terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung dan pada akhir pembelajaran.
Sebagian refleksi muncul dari siswa.
7. Keautentikan Penilaian (Authentic Asssessment)
Penilaian pembelajaran menulis tidak hanya terpaku pada penilaian dalam bentuk tes saja, namun penilaian nyata dilakukan juga pada saat proses pembelajaran berlangsung. Aspek penilaian ini, sebagai berikut.
Pada proses pembelajaran siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
guru selama pembelajaran.
Selama proses pembelajaran siswa aktif dalam proses pembelajaran.
Siswa mampu melakukan penilaian terhadap laporan hasil pengamatan temannya.
2.3.1 Langkah-langkah Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut.
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
Ciptakan masyarakat belajar.
Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
2.3.2 Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Konsep CTL dalam pembelajaran bahasa Indonesia menekankan kreativitas siswa, pembelajaran di dalam kelas bernuansa kontekstual, dan guru lebih banyak terlibat dalam strategi daripada memberikan informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama dengan siswanya untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Guru harus dapat mengatasi rasa bosan pada diri siswa dan membangkitkan kembali motivasi belajar mereka.
Hamidah (2006) dalam penelitian pembelajaran Bahasa Indonesia, menegaskan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran yang didapatkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Dalam konteks itu, siswa bisa mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, apa status mereka, bagaimana mencapai hasil belajar. Siswa menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna bagi kehidupannya. Dengan begitu mereka akan memosisikan sebagai orang yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Peneliti menduga bahwa apabila pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pada keterampilan menulis surat, maka pembelajaran akan lebih efektif.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Dengan menerapkan Metode Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran menulis, maka kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIIIA SMPN 2 Andoolo akan meningkat”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Subjek, Tempat, dan waktu penelitian
3.1.1 Subjek Penelitian
Untuk menjawab permasalahan di atas, ada beberapa subjek yang harus diteliti, yaitu sebagai berikut:
1. Siswa, yang ingin diteliti dari siswa yaitu hasil kemampuan menulis surat siswa, setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menulis surat dengan menggunakan Metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Selain itu, akan diteliti sikap atau perilaku siswa terhadap pembelajaran menulis dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis surat dinas.
2. Guru, yang ingin diteliti dari guru yaitu dengan melihat bagaimana cara guru merencanakan pembelajaran yang mengarah pada peningkatan kemampuan menulis surat melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran di kelas, dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran di kelas.
3. Media pembelajaran, yang ingin diteliti dari media yaitu dengan memperhatikan media pembelajaran yang digunakan apakah sudah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai ataukah belum dan apakah media tersebut sudah dimanfaatkan secara optimal.
3.1.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Andoolo yang beralamat di jalan Abdullah Silondae, Kecamatan Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan. Sekolah ini dipimpin oleh Drs. Hasim dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu Siti Khatimah, S.Pd. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIIIA SMPN 2 Andoolo tahun ajaran 2012/2013 yang mempunyai karakteristik yang beragam baik kemampuan maupun minat belajarnya. Adapun jumlah siswa kelas VIIIA tersebut sebanyak 24 orang siswa.
3.1.3 Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan peneliti menentukan waktu penelitian selama 3 bulan yaitu Januari s.d Maret. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester 2 Tahun ajaran 2012/2013.
3.2 Rencana Tindakan
Rencana tindakan merupakan alternatif atau langkah pemecahan masalah yang timbul dalam kegiatan belajar menulis surat di kelas, untuk kemudian direncanakan suatu tindakan dalam perbaikan proses pembelajaran di kelas.
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang telah direncanakan dalam faktor yang diselidiki, sehingga dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menulis surat sebelum dilaksanakan tes awal untuk mengetahui kemampuan menulis surat dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning. Selain itu, terlebih dahulu dilakukan observasi awal untuk mengetahui metode pembelajaran apa yang telah digunakan oleh guru dalam membelajarkan siswa dan untuk mengetahui sikap siswa terhadap metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis surat sebelum menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
Penelitian ini bersifat kolaborasi, yakni melibatkan dua elemen yakni guru dan peneliti. Hal ini menunjukan pentingnya partisipasi dipersiapkan dengan sebaik-baiknya karena berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pembelajaran menulis dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning..
Berdasarkan observasi dan evaluasi, maka pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terlaksana dua siklus dengan mengikuti prosedur: perencanaan, pelaksanaan tindakan, obsevasi dan evaluasi, serta refleksi Wardhani, dkk (2007: 2.16). Prosedur dapat diuraikan berikut ini.
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu:
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran atau skenario pembelajaran dengan memperhatikan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas pada saat pengajaran melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.Peneliti menyamakan persepsi tentang pembelajaran menulis surat dinas melalui metode Contextual Teaching and Learning yang diterapkan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini peneliti dan guru secara aktif berdiskusi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan dalam pembelajaran yakni model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.Merancang alat evaluasi untuk melihat kemampuan menulis surat dinas siswa melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning apakah sudah mencapai hasil yang baik yakni mencapai indikator kinerja atau justru sebaliknya. Memberikan tes untuk mengetahui kemampuan menulis surat dinas.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini guru dan peneliti melaksanakan pembelajaran dengan mengikuti rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. kegiatan ini akan melibatkan guru dengan siswa,dan siswa dengan siswa. kegiatan yang dilakukan dapat diuraikan sebagai beikut:
1. Guru dan peneliti melaksanakan pembelajaran menulis surat dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun
2. Peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan format observasi yang telah dibuat.
3. Guru dan peneliti mengambil data pengamatan sikap siswa dan hasil wawancara siswa yang berkaitan dengan metode yang digunakan yakni model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
4. Diakhir pelaksanaan tindakan dilakukan evaluasi akhir tindakan siklus.
5. Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti dan guru melakukan diskusi terhadap tindakan yang dilakukan dengan refleksi.
3. Observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dan melakukan evaluasi terhadap hasil yang diperoleh siswa selama pelaksanaan tindakan dilakukan.
4. Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan serta dianalisis. Pada tahap ini kelemahan atau kekurangnan yang terjadi pada siklus akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: lembar observasi, kuesioner terbuka, tes prestasi belajar. Instrumen observasi disusun berdasarkan komponen dasar pembelajaran Contextual Teaching and Learning, kuesioner terbuka digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran Contextual Teaching and Learning, dan tes prestasi belajar digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar.
3.4 Data dan Cara Pengambilan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa dalam proses pembelajaran menulis surat dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Daa tersebut diperoleh dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi pembelajaran yang berlangsung di kelas VIII A SMPN 2 Andoolo.Data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Perencanaan yang terdapat dalam persiapan mengajar guru secara tertulis seperti tujuan pembelajaran khusus, langkah-langkah kegiatan pembelajaran materi dan sumber belajar, media dan perencanaan evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan perilaku guru dan siswa yang meliputi interaksi belajar mengajar antara guru-siswa, siswa-siswa, siswa-guru dalam pembelajaran menulis surat dinas.Evaluasi hasil pembelajaran menulis surat dinas.Hasil tes siswa sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran menulis surat dengan metode Contextual Teaching Learning. Data di atas digolongkan dalam 2 jenis yakni data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil yang diperoleh dalam menyelesaikan tes kemampuan menulis surat dinas siswa, baik tes awal yang diperoleh sebelum tindakan, maupun tes akhir siklus tindakan. Hasil tes tersebut dibuat dalam table dan diinterprestasikan. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari proses pelaksanaan tindakan, yaitu berupa keaktifan siswa dan guru menerapkan langkah-langkah proses pembelajaran menulis surat dinas dengan menggunakan lembar observasi, angket pengamatan sikap, dan tes evaluasi yang dibuat oleh guru atau peneliti untuk mengetahui proses pemahaman menulis surat dinas.
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah Persentase, hal ini dilakukan untuk mengetahui Persentase penguasaan pelaksanaan awal dan hasil pelaksanaan pada setiap siklus dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Kriteria keberhasilan siswa dikategorikan 2 jenis yakni ketuntasan belajar individu dan ketuntasan klasikal, ketuntasan belajar tersebut sesuai dengan stardar ketuntasan keberhasilan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006/2007, yakni 65% untuk ketuntasan belajar individual dan 85% untuk ketuntasan belajar klasikal (Depdiknas, 2006/2007: 14). Rumus yang diggunakan untuk menentukan Persentase penguasaan individual adalah sebagai berikut :
(Jumlah nilai yang diperoleh)/(jumlah nilai maksimal) ×100%
Selanjutnya, rumus yang diggunakan untuk menentukan ketuntasan klasikal yaitu :
(Jumlah siswa yang secara individual memperoleh nilai 65%)/(jumlah keseluruhan siswa ) ×100%
Data kualitatif diperoleh melalui proses kegiatan siswa selama mengikuti kegiatan pelajaran di kelas, yakni meliputi sikap keaktifan, keantusiasan, perasaan tertarik, dan sikap senang atau tidak jenuh selama pelaksanaan pembelajaran menulis surat dinas dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Pengambilan data diperoleh dari lembar observasi aktifitas guru dan siswa dan jurnal refleksi guru dan siswa.
3.6 Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan tindakan kelas ini dilihat dari dua kategori yaitu (data kuantitatif dan data kualitatif). Data kuantitatif adalah data yang diperoleh siswa secara nyata berupa nilai yang diperoleh dari hasil unjuk kerja siswa. Untuk ukuran keberhasilan dalam pembelajaran menulis surat dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah ketuntasan belajar sesuai dengan standar keberhasilan belajar yakni 65% untuk ketuntasan belajar individual dan 85% untuk ketuntasan belajar klasikal.Ukuran keberhasilan data kualitatif dilihat dari proses pelaksanaan tindakan. Proses pelaksanaan tindakan dikatakan berhasil apabila dalam proses pembelajaran, siswa menunjukan sikap atau perilaku: aktif, antusias, perasaan tertarik, senang, dan tidak jenuh terhadap metode pembelajaran yang diberikan, yakni model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Hal ini dapat diketahui dari tabel observasi guru dan siswa, serta penggunaan angket pengamatan sikap bagi siswa terhadap pembelajaran yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. 2008. (dkk., 2001:3) Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Tiara Wacan .
Kulsum, Umi. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM. Surabaya: Gena Pratama Pustaka
Wasila, Nurnia. 2004. “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Surat-Surat Keluar Tahun 2001-2002 di PT Aneka Tambang Tbk. Pomalaa”. Skripsi: FKIP Unhalu
Bandono.web.id/2008/0/3/07/menyusun-model-pembelajaran-contextual-teaching-and-learning-ctl.php
Kessa-sensei.blogspot.com/20/11/05/definisi-dan-jenis-surat.html
Mokhaman_Imron_12.1_www.crayonpedia,org/mw/menulis_surat_dengan_memperhatikan_
jenis_surat
Www.scribd.com/doc/3/78558/pengertian-surat-dan-jenis-surat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar